[Serial Tropikanisasi – Edisi 14 September 2025] – Jambu Batu Raja Buah Se Dunia: Buah Tropika yang Dilupakan, Ilmu yang Diabaikan, dan Kebijakan yang Tidak Mendukung

🐊 GELORA TROPIS: JAMBU BATU, RAJA NUTRISI YANG DIUSIR DARI TAKHTANYA SENDIRI

Oleh: Agus Pakpahan

Kita hidup dalam dunia yang menjunjung tinggi superfood impor: chia seed, quinoa, blueberry. Tapi di halaman belakang rumah kita kita sendiri, tersembunyi buah dengan mahkota nutrisi yang tak terbantahkan β€” jambu batu (Psidium guajava).

Berdasarkan analisis Composite Nutrition Index (CNI), jambu batu mencetak skor 59, mengalahkan alpukat (47), durian (50), apel (26), dan anggur (27). Ia kaya vitamin C (228 mg/100g), serat (5.4g/100g), dan antioksidan. Tapi mengapa kita lebih memilih apel impor yang nutrisinya kalah telak?

πŸ”¬ DATA YANG BISU: OBJEKTIVITAS ILMU DI ATAS SELERA PASAR

Pasar bebas mengklaim diri sebagai penentu harga dan nilai yang adil. Tapi pasar tidak netral. Ia didikte oleh:

  • Supply-demand yang dimanipulasi: Rantai pasok global buah impor didukung oleh industri bersubsidi dan iklan masif.
  • Kebijakan yang meminggirkan: Pemerintah lebih sering mempromosikan komoditas ekspor seperti sawit atau beras, mengabaikan diversifikasi pangan lokal.
  • Selera yang dikonstruksi: Iklan membentuk persepsi bahwa “apel = sehat”, “jambu = buah ndeso”.

Inilah bias anti-ilmu pengetahuan: ketika objektivitas nutrisi dikalahkan oleh narasi pasar.

🌍 PARALEL DUNIA KETIGA: NASI COKLAT, DEDAK PADI, DAN JAMBU BATU

Nasib jambu batu mirip dengan nasi coklat dan dedak padi (rice bran):

  • Nasi putih (nutrisi rendah) dipilih karena prestise dan kebijakan (SNI beras premium).
  • Nasi coklat & dedak (kaya vitamin B, serat, antioksidan, dan lebih dari 100 jenis bioaktif) diabaikan dan dijadikan sebagai makanan kelas dua.

Persis seperti jambu batu: raja nutrisi yang dianggap buah kelas rendah.

πŸ“’ SERUAN UNTUK KEBIJAKAN BERBASIS ILMU, BUKAN PASAR

Kita perlu:

  1. Kebijakan pangan yang memprioritaskan nutrisi, bukan sekadar profit.
  2. Promosi buah lokal melalui program sekolah, riset, dan subsidi.
  3. Melawan narasi pasar dengan edukasi objektif: jambu batu lebih baik daripada apel.

✍️ CATATAN AKHIR: REVOLUSI DIMULAI DARI PIRING KITA

Makan jambu batu bukan hanya pilihan selera β€” itu adalah aksi etis, politis dan ekonomi untuk bisa dan kuat keluar dari kungkungan kekalahan tropika.

Itu artinya menolak dikte pasar, mendukung petani lokal, dan mengembalikan ilmu pengetahuan pada takhtanya.

🌴 Serial Tropikanisasi β€” Merayakan Kearifan Lokal, Menolak Hegemoni Global

πŸ“Œ Tags: #Tropikanisasi #JambuBatu #KedaulatanPangan #NutrisiLokal #IlmuVsPasar

πŸ”– Diterbitkan oleh: Pemikir Tropikanisasi
πŸ“… 14 September 2025

🎯 AKSI NYATA:

Β· Beli jambu batu dari petani lokal.
Β· Bagikan analisis ini ke media sosial.
Β· Tuntut kebijakan pangan yang pro-ilmu pengetahuan.