Lalat yang Tak Mati di Gudang Penyakit: Isyarat Tropika untuk Dunia yang Sakit

Oleh Agus Pakpahan

Dunia sedang menuju titik genting. WHO telah mengisyaratkan bahwa pada tahun 2050, pembunuh terbesar umat manusia bukan lagi kanker, bukan penyakit jantung, bukan diabetes, bukan pula penyakit kronis lainnya, melainkan resistensi antibiotik—mikroba yang tak lagi tunduk pada obat-obatan yang sekarang dianggap sakti. Di tengah kecemasan global ini, tropika menyimpan sebuah rahasia yang belum sepenuhnya dibaca: seekor lalat yang tidak mati di gudang penyakit.

Hermetia illucens, sang Black Soldier Fly, hidup di antara limbah, patogen, dan sisa dunia yang membusuk. Namun ia tidak terinfeksi. Ia tidak menyebarkan penyakit. Ia justru mengurai, membersihkan, dan memberi kehidupan baru. Ia adalah makhluk tropikal yang menantang logika medis modern. Ia adalah isyarat biologis yang Tuhan YME tanam di tanah tropis—bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dipelajari.

Apakah tubuhnya menyimpan peptida antimikroba?
Apakah mikrobiomnya menyimpan simfoni pelindung yang belum kita pahami?
Apakah ini jawaban tropika terhadap krisis kesehatan global?

Edisi ini mengajak kita untuk melihat ulang paradigma ilmu pengetahuan. Bahwa solusi tidak selalu datang dari teknologi tinggi, tetapi bisa lahir dari makhluk “rendah” yang bekerja dalam diam. Bahwa tropika bukan sekadar sumber daya, tetapi sumber makna dan penyembuhan.

Hermetia illucens bukan hanya lalat. Ia adalah kitab biologis yang belum dibaca. Ia adalah ramuan yang tak tertulis. Dan mungkin, ia adalah jawaban tropika untuk dunia yang sedang sakit.